PENGOLAHAN TERBITAN BERSERI
A. Pencatatan
Setelah dua
kegiatan tersebut diselesaikan, maka dilanjutkan dengan kegiatan berikutnya
yaitu pencatatan atau yang dikenal dengan istilah registrasi. Banyak seakli
format untuk melakukan pencatatan terbitan berseri dan pada umumnya dalam
bentuk kartu. Informasi yang perlu dicatat antara lain sebagai berikut :
1. Judul terbitan berseri
2. ISSN
3. Nama penerbit
4. Alamat penerbit
5. Kala terbit
6. Harga langganan ( kalau berasal dari
pembelian )
7. Lembaga dan alamat pengirim ( bila terbitan
berseri tersebut berasal dari tukar menukar dan hadiah )
8. Judul bahan yang dipertukarkan ( bila berasal
dari pertukaran )
9. Nomor terbitan berseri.
Pencatatan
terbitan berseri perlu dilakukan karena sangat berguna untuk beberapa
kepentingan, diantaranya adalah untuk :
1. Mencatat majalah yang menjadi bagian koleksi
2. Memastikan nomor-nomor yang benar-benar
datang
3. Melihat riwayat majalah
4. Mengetahui nomor-nomor majalah sebelumnya
yang tidak ada atau tidak datang.
Menurut Basuki (1991) ada beberapa system pencatatan
majalah yaitu :
1. System register
Pencatatan
yang dilakukan pada selembar kertas yang dibagi dalam beberapa kolom-kolom yang
berisi informasi tentang nomor, judul majalah, volume dll.
2. System buku besar
Semua
keterangan mengenai majalah yang dilanggan di masukkan ke dalam buku besar.
3. System dua kartu
Pada system
dua kartu, perpustakaan menggunakan dua buah kartu yang berbedaukuranya.
Masing-masing untuk kartu register dan kartu uji ( check cards). Kartu yang
digunakan sama dengan kartu catalog berukuran 7,5 x 12 cm.
4. System tiga kartu
Pada system 3
kartu , perpustakaan menggunakan 3 buah kartu yaitu kartu register, kartu uji,
kartu indeks berkelas.
5. Kardex
Kardex
merupakan alat untuk mencatat majalah atau terbitan berseri serta rekaman lain.
Terbuat dari baja dan dibagi dalam beberapa laci bergantung pada kebutuhan.
Setiap laci mempunyai ukuran lebar 10,5 cm., panjang 24 cm, serta tinggi 20,5
cm. setiap unit kardex terdiri dari 10 laci dan mampu mencatat 504 kartu.
6. System ing-griya
System
ing-griya merupakan perkembangan bagi Negara berkembang yang membuat sendiri
formulir pencatatan majalah. Kartu pencatatan majalah ini besarnya bervariasi,
umumnya berukuran setengah folio.
Pada
prinsipnya pencatatan terbitan berseri dapat dilakukanmenggunakan buku besar,
berkas, atau menggunakan kartu. Sistem yang menggunakan buku induk informasi
yang ditulis adalah
a.
judul
b.
penerbit
c.
ISSN
d.
frekuensi
e.
harga
f.
sumber
Pada system
yang menggunakan buku inventaris beberapa data yang bisa dicatat sebenarnya
sama dengan system kartu yaitu judul terbitan berseri, ISSN, nomor inventaris,
tanggal terima, judul, volume, nomor, bulan, tahun dll yang di anggap penting.
Pencatatan
dengan menggunakan buku, keterangan mengenai majalah yang dilanggan dimasukkan
ke dalam buku. Susunan buku besar dapat berdasarkan abjad, dapat pula
berdasarkan numeric. Bila menggunakan abjad, hendaknya lembaran buku besar
dapat dibongkar pasang untuk memudahkan penjajaran menurut judul majalah.
Apabila buku besar disusun menurut numeric, maka perlu disediakan indeks judul
majalah dan sebaliknya diletakkan di bagian depan buku tersebut.
Dengan adanya
beberapa system pencatatan majalah, perpustakaan bisa memilih mana yang paling
baik dan sesuai dengan kondisi dan ketentuan yang ada di setiap perpustakaan.
B. Pemberian
Tanda Kepemilikan
Selanjutnya,
proses kedua setelah terbitan berseri tersebut diterima dan diperiksa,maka
setiap publikasi tersebut harus dibubuhi stempel tanda kepemilikan. Stempel
tanda kepemilikan tersebut dapat diletakkan pada halaman paling depan, yaitu
halaman sesudah sampul. Bentukstempel yang digunakan bermacam-macam. Ada yang
berbentuk empat persegi panjang dala ukuran besar, empat persegi panjang ukuran
kecil, bulat, segi lima,dll. Selain pada halaman depan pembubuhan stempel
kepemilikan tersebut, juga dilakukan pada halaman-halaman tengah dengan jarak
halaman tertentu bergantung pada kebutuhan, misalnya ditempatkan pada setiap 25
halaman, 10 halaman, 15 halaman bergantung kebijakan perpustakaan tersebut.
Yang penting adalah stempel tersebut tidak menutupi tulisan atau eks pada
terbitan berseri tersebut.
C. Pengkatalogan
Proses pengatalogan yang terdiri dari
pengatalogan deskriptif dan pengatalogan subjek yang dikenal dengan proses
pengindeksan. Proses pengatalogan adalah kegiatan merekam data bibliografis dan
data fisik penting lainnya untuk mengenali suatu bahan pustaka. Dalam kegiatan
ini pula ditentukan titik-titik pendekatan melalui tajuk entri dan bentuk
tajuk. Pengatalogan subjek merupakan kegiatan yang menghasilkan deskripsi
indeks yang menunjukkan isi atau subjek bahan pustaka. Setelah melalui proses
pengatalogan ,proses selanjutnya adalah proses pascakatalogan yang meliputi
tugas-tugas rutin untuk melengkapi fisik bahan pustaka yang siap dilayankan.
D. Sumber
Informasi
Merupakan alih
bahasa dari istilah source of information adalah bagian dari dokumen
atau sumber lainnya yang mencantumkan informasi yang berguna untuk membuat
entri catalog sebuah dokumen. Sumber informasi utama terbitan berseri tercetak
adalah halaman judul (baik terdapat dalam terbitan tersebut atau dalam terbitan
yang terkemudian) atau pengganti halaman judul dari terbitan pertama terbitan
berseri tersebut. Pengganti halaman judul terbitan berseri yang halaman
judulnya tidak ada adalah berturut-turut : (1) cover (2) caption (3)
masthead (4) halaman editorial (5) kolofon (6) bagian lainnya yang mengandung
informasi penting.
1. Halaman Judul
Alih bahasa
dari istilah title page merupakan sumber informasi utama terbitan berseri. Halaman judul adalah lembaran yang terbit
bersamaan dengan nomer terakhir dari suatu volume terbitan tersebut
2. Cover
Adalah bagian
muka terbitan berseri. Digunakan sebagai sumber informasi bila terbitan
tersebut tidak memiliki halaman judul
3. Caption
Adalah judul
utama (headline) awal teks atau chapter dfari sebuah buku atau majalah.
4. Masthead
Pernyataan
dari judul, kepemilikan, editor dari surat kabar atau majalah. Masthead dapat
ditemukan pada halaman editorial atau pada bagian atas halaman satu, untuk
majalah dapat dilihat pada halaman isi.
5. Halaman Editorial
Adalah halaman
yang menggandung informasi bibliografis terbitan tersebut, mencakup informasi
judul, kepemilikan, penerbit, tim editor, frekuensi terbit.
6. Kolofon
Adalah sebuah
pernyataan yang terdapat pada halaman akhir sebuah terbitan yang memberikan informasi
bibliografis tentang salah satu atau lebih informasi yaitu judul, pengarang,
penerbit, pencetak, tahun penerbitan atau tahun pencetakan dan informasi
lainnya.
E. Penjajaran dan
Penempatan
Daerah
penerbitan berisi informasi tentang tempat terbit, nama penerbit dan tahun.
Peraturan AACR2 12.4F1:
Tahun terbit
nomor pertama dicatat sesudah nama penerbit.keterangan tahun diikuti tanda
garis (hypen) dan empat spasi.
Contoh :
Social
history. 1(Jan. 1976)- . London : Meutheun, 1976- Peratutan AACR2 12.4F2 :
Dalam
mendeskripsikan terbitan berseri lengkap, nyatakan tahun terbit dari terbitan
pertama dan terbitan terakhir, dipisahkan dengan tanda hubung.
Contoh :
Membership list / Canadian association of
Geographers = Liste des members /
Association canadienne des geographes.
1968-1969. Montreal : the
Association,
1968-1969
F. Data yang
perlu diambil
Adalah daftar yang mencerminkan keberadaan koleksi
majalah yang ada di perpustakaan. Informasinya berupa:
1.
Judul;
2.
Tempat penerbitan;
3.
Volume dan nomor yang dimiliki perpustakaan;
4.
Nama penerbit;
5.
ISSN;
6.
Keterangan judul
G. Langkah-langkah
Pengkatalogan
Peraturan
Pengatalogan di ambil dari Anglo American Cataloging Rule Second Edition.
1. Daerah Judul dan Pernyataan Tanggung Jawab
a. Judul Sebenarnya
b.
Peraturan AACR2 12. IB2
c. Peraturan AACR2 12. IB3
d. Peraturan AACR2 12. IB4
e. Peraturan AACR2 12. IB5
f.
Peraturan
AACR2 12. IB6
g. Peraturan AACR2 12. IB7
h. Peraturan AACR2 12. IB8
2. Judul Paralel
a. Peraturan AACR2 12.IDI
Penulisan
judul paralel sesuai dengan urutan yang terdapat pada sumber informasi utama.
3. Pernyataan Tanggung Jawab
a. Peraturan AACR2 12. IF1
b. Peraturan AACR2 12. IF2
c. Peraturan AACR2 12. IF3
d. Peraturan AACR2 12. IF4
4. Daerah Edisi
Pernyataan
edisi disalin sesuai dengan yang tercantum dalam terbitan itu, dengan
menggunakan singkatan-singkatan standar.
a. Peraturan AACR2 12. 2B2
b. Peraturan AACR2 12. 2B3
5. Daerah Penandaan Nomor dan/atau Abjad,
Kronologi atau Penandaan Lainnya
a. Penandaan nomor dan/atau abjad
1) Peraturan AACR2 12.3B1
Untuk daerah
ini, salinlah keterangan penomoran dan/atau penanda urutan yang terdapat pada
nomor pertama terbitan, diikuti oleh tanda garis ( hypen ) dan empat spasi.
Jika diekspresikan merupakan terbitan cetak ulang, pada daerah edisi dicatat
keterangan penomoran nomor aslinya.
Contoh :
Population trends.-1-
Papers on formal linguistics.-No. 1-
Policy publication rebiew.- Vol.1, no.1.-
Poetry north-east.- issue no .1-
Apabila
terbitan berseri berganti judul tetapi masih mempertahankan urutan penomoran,
keterangan penomoan diambil dari nomor pertama terbitan dengan judul baru.
Contoh :
Word processing report. International ed.
Vol. 1, no.6-
b. Penandaan kronologis
1) Peraturan AACR2 12.3C1
Apabila nomor
pertama suatu terbitan berseri menggunakan penanda urutan kronologis, nyatakan
keterangan ini sesuai dengan apa yang tercantum dalam terbitan itu.
Contoh :
Annual report
on concumer policy in OEAD member countries / Organizations for Economic and
Co-operation and Development.-1975-International commercial television rate and
data book. 1961-2-
2) Peraturan AACR2 12.3C2:
Apabila dalam
keterangan kronologis terdapat tanggal-tanggal dengan system penanggalan lain
dan bukan penanggalan masehi, buatlah ekuivalen tanggal penanggalan masehi yang
di beri kurung siku.
Contoh :
([1975 Juli]1395 Rajab) 1 (Al’Adad)--.(Maj.
AL Iqtishod wal Idaroh)
3) Peraturan AACR2 12.3C3
Apabila
keterangan kronologis diberikan dalam 2 bahasa atau lebih, salin keterangan
yang menggunakan bahasa seperti bahasa judul sebenarnya. Tetapi apabila hal ini
tidak dapat diterapkan, nyatakan keterangan ini dalam bahasa yang pertama
diberikan.
Contoh :
May 1977- bukan May 1977 = Mai 1977-
4) Peraturan AACR2 12.3C4 :
Apabila pada
terbitan pertama terdapat keterangan penomoran maupun kronologi, catatlah
keterangan penomoranya dahulu, kemudian keterangan kronologi.
Contoh :
SPEL : selected publication in European
languages. – No. 1 ( Februari.1973)-
c. Tanpa penandaan pada terbitan pertama
1) peraturan AACR2 12.3D1:
Apabila pada
terbitan pertama tidak memiliki penandaan nomor, abjad, kronologi,atau
penandaan lainnya catat [No. 1 ] atau padananya dalam bahasa yang digunakan
untuk judul sebenarnya. Tetapi bila terbitan berikutnya menggunakan suatu
penomoran, ikuti penomoran tersebut.
Contoh :
[ No. 1]-
H. Tajuk Entri
Utama
Dalam proses
pengkatalogan ada 2 langkah kegiatan yang perlu di kerjakan, yaitu :
1.
Menentukan Deskripsi bibliografi
2.
Menentukan titik – titik akses
Dalam hal ini
menentukan tajuk untuk entri utama dan entri tambahan. Entri utama adalah
uraian catalog yang lengkap dari suatu dokumen yang memberikan suatu informasi
yang diperlukan untuk mengidentifikasi suatu karya.
Untuk setiap
entri tersebut perlu dibuatkan tajuk yang dapat menunjukkan suatu aspek dari
sebuah dokumen. Tajuk tersebut dinamakan Tajuk Entri Utama dan
sebaliknya dinamakan
I. Tajuk Entri
Tambahan
Entri tambahan adalah
kesatuan bibliografi yang merupakan duplikat dari entri utama dengan tambahan
berupa tajuk untuk subjek, judul, redaktur, seri dan sebagainya.
Tajuk Entri Tambahan. Dalam
menentukan tajuk tersebut ada peraturan yang berlaku untuk semua jenis dokumen.
Terbitan berseri paada umumnya bukan karya
perorangan. Biasanya diterbitkan oleh badan Korporasi. Meski demikian belum
tentu tajuk entri utama untuk terbitan berseri tersebut adalah badan
korporasi.Ada beberapa peraturan untuk badan korporasi sebagai Tajuk Entri
Utama.
Dalam pembuatan catalog, selain pengarang
baik pengarang perorangan maupun badan korporasi, judul dapat menjadi tajuk
entri utama, dan itu banyak terjadi pada terbitan berseri.
Ada berbagai macam tampilan judul yang dapat
muncul dalam terbitan berseri, diantaranya adalah :
1. Nama badan Korporasi merupakan bagian dari
judul sebenarnya
2. Terdapat bebrapa judul dalam sumber informasi
utama.
3. Terdapat judul singkatan dan judul lengkap.
Untuk itu kita harus mengetahui mana yang
dipakai sebagai judul sebenarnya. ”Adanya perubahan judul terbitan mengharuskan
pengatalog membuat entri katalog baru sebagai pengganti entri katalog dengan
judul lama. Untuk memberikan informasi kepada pengguna, perubahan tersebut
harus dicatat dalam daerah catatan pada kedua entri catalog yang bersangkutan.”
No comments:
Post a Comment