Makalah Bumi dan Antariksa

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-NYA mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar. Terimaksih kami sampaikan kepada dosen Pembimbing Mariza Wenni, M.Si atas bimbingan beliau semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada para penulis dan pembaca.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima Kasih.

Padang, 26 September 2016


Pemakalah

BAB I
PENDAHULUAN
Bumi dan proses penciptaannya memiliki banyak teori yang dikemukakan oleh para ahli filsafat, ada yang berpendapat bahwa segala sesuatu berasal dari air, udara dan gas. Dari berbagai macam teori yang membahas tentang proses terjadinya bumi ini setidaknya terdapat 2 kategori teori tentang bumi yaitu teori dentuman dan teori ekspansi dan kontraksi.
Pada pembahsan tentang proses terjadinya bumi tentunya bayak sekali terdapat kekurangan baik sedikitnya sumber yang digunakan maupun dalam redaksinya, oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna tercapainya kesempurnaan dalam pembahsan tentang proses terjadinya bumi ini.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Bumi
1.      Pengertian Bumi
Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam Tata Surya. Diperkirakan usianya mencapai 4,6 milyar tahun. Jarak antara Bumi dengan matahari adalah 149.6 juta kilometer atau 1 AU (ing: astronomical unit). Bumi mempunyai lapisan udara (atmosfer) dan medan magnet yang disebut (magnetosfer) yang melindung permukaan Bumi dari angin matahari, sinar ultraungu, dan radiasi dari luar angkasa. Lapisan udara ini menyelimuti bumi hingga ketinggian sekitar 700 kilometer. Lapisan udara ini dibagi menjadi Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer, dan Eksosfer.[1]
2.      Bagian – Bagian Bumi
Melalui pengamatan seismologi (hantaran pada gelombang gempa bumi)para ahli memperoleh gambaran mengenai susunan bagian dalam bumi. Bumi ternyata memiliki beberapa lapisan, di mulai dari yang terdalam yaitu (controsfer/barisfer), lapisan kulit yang padat (litosfer) dan lapisan air pada permukaan bumi (hidrosfer). Bumi diselimuti gas, yaitu atmosfer.[2]
a.      Inti Bumi (Barisfer/Centrosfer)
Inti bumi terdiri dari tiga bagian, yaitu : mantel (tebalnya 1800 mil), inti luar (tebalnya 1360 mil) dan inti dalam (tebalnya 815mil). Berat jenis inti bumi diperkirakan 10,7. Pengaruh panas matahri hanya terasa paling dalam 20m dibawah permukaan bumi. Setelah 20m kebawah temperaturnya telah konstan, akan tetapi, makin masuk kedalam bumi temperaturnya makin tinggi. Umumnya tiap turun 33m temperature akan naik 10C. Angka 33m ini disebut ‘jumlah geometris’, artinya jumlah meter yang diperlukan untuk kenaikan temperature 10C, apabila turun vertical kedalam lapisan bumi.
b.      Kulit Bumi (Litosfer)
Kulit bumi (Litosfer) (lithos = batuan, sphaira - bulatan) adalah bagian bumi yang vital bagi kehidupan manusia, berupa benua, daratan, pulau-pulau tempat tinggal dan tempat melangsungkan kehidupan manusia. Lapisan ini terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan Sial (Silisium dan Aluminium) dengan berat jenis rata-rata 2,65 dan lapisan Sima (Silisium dan Magnesium) dengan berat jenis rata-rata 2,9.
Kulit bumi terdiri dari zat padat yang disebut batuan (termasuk pasir, tanah, abu, gunung berapi,kerikil dll) menurut kejadiaanya, batuan dibedakan atas tiga golongan yaitu :
1)      Batuan Beku : terjadi dari magma yang cair dan panas membeku di dalam atau diluar bumi akibat temperaturnya turun.
2)      Batuan Sedimen (endapan) : angin, air, es mengkikis batuan dan hasil kikisannya diendapkan ke tempat lain. Hasil kikisan ini ada yang tetap gembur, ada yang menjadi keras (membatu), karena tekanan dari lapisan di atasnya.
3)      Batuan Metamorf (malihan) : batuan sedimen maupun batuan beku yang telah mengalami perubahan sifat, karena suhu yang tinggi atau tekanan yang berat. Contoh batu pualam (marmer)
c.       Lapisan Air (Hidrosfer)
Hidrosfer (Hydro = air, sphaira = bulatan) ialah semua perairan yang berada di bumi, yaitu samudra, lautan, danau, sungai dan air tanah. Kira-kira 71% dari planet bumi ini nerupakan lapisan air. Air dari laut, sungai, danau menguap (evaporasi) ditambah dari penguapan vegetasi (transpirasi) akan membentuk awan. Awan yag terbawa oleh angin ketempat yang lebih tinggi akan mengalami pendinginan (kondensasi) sehingga terurai menjadi titik-titik air yang  karena gaya beratnya akan turun kemuka bumi sebagai hujan (presipitasi). Setelah sampai dimuka bumi, sebagian mengalir diatas permukaan bumi dan aliran bawah permukaan , mengisis kembali danau, sungai, dan laut srta diserap kembali oleh tumbuhan. Dengan demikian terjadilah siklus hidrologi.
d.      Lapisan Udara
Lapisan udara (Atmosfer = uap, udara, Sphaira = bulatan ) menyelimuti bumi. Berdasarkan sifatnya dibagi dalam beberapa lapisan.[3]
1)      Troposfer
Didaerah tropika, tinggi troposfer bisa mencapai 18km, di daerah kutub hanya 6km. gejala cuaca sehari-hari seperti awan, embun, hujan, salju, angin terjadi pada lapisan ini. Pada lapisan ini terdapat gejala ‘Lapse Rate’ artinya setiap naik 100m, suhu akan turun rata-rata 0,60C. Pada troposfer terdapat penurunan suhu yang disebabkan oleh sangat sedkitnya troposfer menyerap radiasi gelombang pendek dari matahari, sebaliknya permukaan tanah member panas pada troposfer di atasnya.
2)      Stratosfer
Lapisan udara di atas tropopause di sebut stratosfer. Kenaika suhu pada lapisan ini di sebbkan oleh unsure ozon (O3) yang menyerap radiasi ultra violet dari matahari. Stratosfer bagian atas di baasi oleh stratopause, yang terletak pada ketinggian 60 km. lapisan diatas stratopause di sebut mesosfer, yang terletak antara ketinggian 60 km dan 80 km.
3)      Mesosfer
Pada lapisan ini di tandai penurunan suhu rata- rata0,4 derajat Celsius setiap naik 100 m. bagian atas mesosfer dibatasi mesopause, lapisan pada atmosfer yang paling rendah ( kira- kirab1000c), terletak pada ketinggian 85 km
Di atas mesopause terdapat lapisan termosfer , terletak pada ketinggian 85 km dan 300 km, suhu pada lapisan ini dari -1000 C  sampai ratusan bahkan ribuan derajat.
4)      Termosfer
Lapisan ini dibatasi oleh termopause, terletak pada ketinggian 300 km sampai 1000 km. suhu termopause konstan terhadap ketinggian, tetapi berubah dengan waktu. Pada malam hari suhu berkisar antara 300 0C- 1200 0C dan pada siang hari antara 700 0C- 1700 0C.
Atmosfer penting bagi khidupan di bumi karena tanpa atmosfer, makluk hidup tidak dapat hidup . atmosfer juga sebagai pelindung kehidupan di bumi dari radiasi matahari yang kuat pada siang hari dan mencegah hilangnya panas ke ruang angkasa pada malam hari. Sangat beruntung bahwa atmosfer menyebabkan ambatan bagi benda yang bergerak melaluinya, sehingga metior melalui atmosfer akan menjadi panas dan hancur  sebelum mencapai permukaan bumi. Atmosfer bersifat kompresibel ( bias dimanpatkan) sehingga lapisan atmosfer hewan lebih padat daripada lapisan di atasnya, akibatnya tekanan udara berkurang sesuai ketinggian.
Lapisan atmosfer merupakan campuran dari gas yang tidak tampak dan tidak berwarna. Empat gas yaitu nitrogen(N2 ), oksigen (02), argon (Ar) dan Carbondioksida (CO2) volumenya hampir 100%  dari volume udara. Volume nitrogen( N2) 78%, oksigen 20 %, argon 0,9%  dan carbondioksida 0,03% . gas lain yang stabil adalah neon(Ne), helium(He), krpton(Kr), hydrogen (H2), xenon (Se), metana(CH4), sedangkan yang kurang stabil antara lain ozon (O3). Nitrogen terdapat di udara dalam jumlah paling banyak, tidak langsung bergabung dengan unsure lain. Tetapi pada akekatnya unsure ini adalah penting, karena merupakan dari senyawa organic, kalau tidak ada unsure ini , materi akan mudah terbakar dan setiap ada api akan menimbulkan kebakaran yang sulit di padamkan. Neon, Argon, Xeon, dan Kripton tidak mudah bergabung dengan unsure lain , bias di gunakan untuk bohlam lampu. Helium dan Hidrogen merupakan gas yang paling ringan dan sering di gunakan untuk mengisi balon. Ozon terutama terdapat pada ketinggian 20 km- 30 km, gas ini dapat menyerap radiasi ultra violet dari matahari yang bisa membahayakan bagi mahluk hidup.
B.     Evolusi Bumi Dalam Perspektif Ilmiah dan Islam
1.      Perspektif Ilmiah
a.      Arkaekum (Zaman tertua)
Zaman arkaekum diperkirakan telah berusia 2500 juta tahun. Zaman arkaekum memiliki ciri-ciri kulit bumi yang masih panas dan belum stabil, hal ini karena masih memiliki temperatur yang sangat tinggi. Pada zaman arkaekum diperkirakan belum adanya tanda-tanda kehidupan. Bumi masih dalam suatu proses pembentukan menjadi padat.[4]
b.      Paleozoikum (Zaman kehidupan tertua)
Zaman paleozoikum diperkirakan telah berusia 340 juta tahun. Pada zaman paleozoikum, bumi masih belum stabil serta masih terus menerus berubah-ubah (bumi perlahan berangsur-angsur menjadi dingin), namun sudah mulai adanya tanda-tanda kehidupan. Tanda-tanda kehidupan yaitu adanya makhluk hidup bersel satu atau mikroorganisme. Pada akhir zaman paleozoikm telah muncul berbagai jenis reptil sederhana seperti kura-kura. Tumbuhan yang muncul adalah jenis paku-pakuan. Zaman paleozoikum juga disebut zaman primer atau zaman pertama.
c.       Mesozoikum (Zaman kehidupan pertengahan)
Zaman mesozoikum diperkirakan berusia sekitar 140 juta tahun dan disebut juga sebagai zaman sekunder atau zaman kedua. Zaman mesozoikum mulai ditandai dengan terbentuknya cekungan laut atau geosinklinal yang terisi oleh endapan yang tebal serta meluasnya tumbuhan berjenis paku-pakuan. Pada zaman mesozoikum, iklim semakin membaik, walaupun suhu terkadang masih berubah-ubah, curah hujan sudah mulai berkurang, sungai besar dan danau banyak yang mengalami kekeringan, muncul pohon-pohon besar dan hewan yang banyak hidup di darat. Munculnya reptil yang sangat besar seperti dinosaurus (12 meter), tiranosaurus (30 meter), serta ada pula yang memiliki sayap dan mampu terbang. Oleh karena itu, zaman mesozoikum disebut juga sebagai zaman reptil. Pada akhir dari zaman mesozoikum, hewan berjenis mamalia sudah ada.
d.      Neozoikum (Zaman kehidupan baru)
Zaman neozoikum diperkirakan berusia sekitar 60 juta tahun. Pada zaman neozoikum, keadaan bumi sudah semakin membaik serta perubahan cuaca yang tidak begitu besar. Hal ini dapat membuat makhluk hidup untuk berkembang lebih pesat. Zaman neozoikum dibedakan menjadi 2 zaman, yaitu zaman tersier serta zaman kuarter.
1)      Zaman Tersier
Zaman tersier sudah ditandai dengan munculnya tenaga endogen yang dahsyat yang dapat melipat dan mematahkan lapisan kulit bumi. Oleh karena akibat tenaga endogen tersebut, mengakibatkan terbentuk suatu rangkaian pegunungan besar di seluruh dunia. Zaman tersier dibagi menjadi beberapa masa, yaitu zaman paleosen, eosen, oligosen, miosen, dan pliosen. Zaman ini sudah berkembang binatang-binatang yang menyusui, reptil-reptil raksasa lambat laun telah lenyap.
2)      Zaman kuarter
Zaman kuarter diperkirakan sejak 600.000 tahun yang lalu. Zaman kuarter ini kemudian dibagi menjadi 2 lagi, yaitu kala pleistosen dan kala holosen.

2.      Perspektif Islam
Bukti ilmiah yang terkandung di Al-qur’an tentang proses penciptaan bumi dalam Surah Al-Baqarah  Ayat 164 :
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ (164(
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.(QS. 2:164)
Perhatikan penggalan kalimat dari terjemahan ayat diatas yakni “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan.”[5]
Dalam penggalan terjemahan ayat tersebut dijelaskan pada proses penciptaan bumi bahwa Allah SWT telah menurunkan air (hujan) sesudah bumi itu kering. Maksud dari kata kering tersebut sesuai dengan bukti ilmiah bahwa dalam proses evolusi/pembentukan bumi tepatnya pada zaman Arkaekum (4,5 milyar tahun yang lalu) bumi itu dalam keadaan panas. Maksud kata dalam keadaan panas disini berhubungan dengan kata kering yang dijelaskan dari ayat tersebut, ingat kan pelajaran SMP tentang batuan khususnya batuan beku. Menurut para Ilmuan atau ahli sejarah, pada zaman Arkaekum keadaan bumi itu sangat panas karena hampir seluruh permukaan bumi itu ditutupi oleh lava pijar yang sangat panas setelah beberapa waktu lava tersebut membeku (mengering) menjadi batuan beku, dalam ilmu geografi bahwa lapisan kerak bumi/litosfer khususnya lapisan Sima(lapisan paling atas) itu terdiri atas batuan beku khususnya batuan granit ini sesuai dengan penjelasan sebelumnya (lava tadi membeku/mengering menjadi batuan beku yaitu batuan granit). Jadi istilah kering dari ayat tadi itu sesuai dengan bukti ilmiah tentang proses evolusi/penciptaan bumi. Setelah permukaan bumi mengering/membeku barulah turunlah hujan, menurut beberapa peneliti hujan pertama kali di bumi ini terjadi (4,5 milyar-3,8 milyar tahun yang lalu) karena bumi dihujani oleh banyaknya asteroid,komet dan protoplanet yang diselimuti oleh lapisan es.Komet dan asteroid tersebut ketika menabrak bumi itu ternyata pecah saat memasuki lapisan atmosfer bumi dan kemudian menjadi partikel-partiklel uap air yang megambang di udara (awan), kemudian turun sebagai hujan. Selain itu, beberapa penelitian menunjukan adanya beberapa faktor penting yang berkonstribusi dalam pembentukan hujan pertama kali dibumi Pertama adalah adanya peristiwa mendinginnya/mengeringnya permukaan bumi pada zaman Arkaekum dari lava menjadi batuan beku yakni batuan granit hingga pada titik dimana komponen-komponen volatile yang dilepaskan dalam bentuk gas tertahan di atmosfer yang memiliki tekanan yang cukup untuk menstabilkan dan menyimpan air. Kedua adalah adanya kemungikan objek-objek trans neptunus yang ikut menabrak bumi seperti peristiwa komet dan asteroid yang admin jelaskan.Dan yang ketiga yaitu adanya proses bocornya bebatuan bumi yang memiliki kandungan hydro-mineral. Dan yang terakhir dari penggalan tejemahan ayat diatas juga diterangkan sesudah Allah menurunkan hujan disaat bumi sudah membeku atau mengering lalu Allah menyebarkan segala jenis hewan di muka bumi. Didalam Al-Quran juga dijelaskan sebelum Allah menciptakan Nabi Adam AS Allah menciptakan langit dan bumi termasuk hewan dan tumbuhan dan menurut beberapa ilmuan makhluk hidup yang menghuni bumi setelah proses pembentukan bumi itu bukan manusia melainkan hewan spesies bakteri yaitu Stromatolit dan Cyanobacteria dari spesies tersebut munculah hewan purba invertebrata, hal ini sesuai dengan apa yang diterangkan ayat al-qur’an diatas.
Ternyata Maha Agung dan Benar Allah atas segala firmannya, bahwasannya ayat pendek saja bisa menjadi penjelasan ilmiah yang sangat menakjubkan.
C.    Mitigasi Bencana
1.      Pengertian
Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana).  Dalam konteks bencana, dikenal dua macam yaitu[6]
a.       Bencana alam yang merupakan suatu serangkaian peristiwa bencana yang disebabkan oleh faktor alam, yaitu berupa gempa, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan tanah longsor, dll.
b.      Bencana sosial merupakan suatu bencana yang diakibatkan oleh manusia, seperti konflik social, penyakit masyarakat dan teror. Mitigasi bencana merupakan langkah yang sangat perlu dilakukan sebagai suatu titik tolak utama dari manajemen bencana.
Ada 4 hal penting dalam mitigasi bencana, yaitu :
a.       Tersedia informasi dan peta kawasan rawan bencana untuk tiap jenis bencana.
b.      Sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam menghadapi bencana, karena bermukim di daerah rawan bencana.
c.       Mengetahui apa yang perlu dilakukan dan dihindari, serta mengetahui cara penyelamatan diri jika bencana timbul, dan
d.      Pengauran dan penataan kawasan rawan bencana untuk mengurangi ancaman bencana.
2.      Jenis-jenis Mitigasi
Mitigasi dibagi menjadi dua macam, yaitu mitigasi struktural dan mitigasi non structural.
a.       Mitigasi Struktural
Mitigasi strukural merupakan upaya untuk meminimalkan bencana yang dilakukan melalui pembangunan berbagai prasarana fisik dan menggunakan pendekatan teknologi, seperti pembuatan kanal khusus untuk pencegahan banjir, alat pendeteksi aktivitas gunung berapi, bangunan yang bersifat tahan gempa, ataupun Early Warning System yang digunakan untuk memprediksi terjadinya gelombang tsunami.
b.      Mitigasi Non-Struktural
Mitigasi non–struktural bias dalam lingkup upaya pembuatan kebijakan seperti pembuatan suatu peraturan. Undang-Undang Penanggulangan Bencana (UU PB) adalah upaya non-struktural di bidang kebijakan dari mitigasi ini. Contoh lainnya adalah pembuatan tata ruang kota, capacity building masyarakat, bahkan sampai menghidupkan berbagai aktivitas lain yang berguna bagi penguatan kapasitas masyarakat. Ini semua dilakukan untuk, oleh dan di masyarakat yang hidup di sekitar daerah rawan bencana.
Kebijakan non struktural meliputi legislasi, perencanaan wilayah, dan asuransi. Kebijakan non struktural lebih berkaitan dengan kebijakan yang bertujuan untuk menghindari risiko yang tidak perlu dan merusak. Tentu, sebelum perlu dilakukan identifikasi risiko terlebih dahulu. Penilaian risiko fisik meliputi proses identifikasi dan evaluasi tentang kemungkinan terjadinya bencana dan dampak yang mungkin ditimbulkannya.
Kebijakan mitigasi baik yang bersifat struktural maupun yang bersifat non struktural harus saling mendukung antara satu dengan yang lainnya. Pemanfaatan teknologi untuk memprediksi, mengantisipasi dan mengurangi risiko terjadinya suatu bencana harus diimbangi dengan penciptaan dan penegakan perangkat peraturan yang memadai yang didukung oleh rencana tata ruang yang sesuai. Sering terjadinya peristiwa banjir dan tanah longsor pada musim hujan dan kekeringan di beberapa tempat di Indonesia pada musim kemarau sebagian besar diakibatkan oleh lemahnya penegakan hukum dan pemanfaatan tata ruang wilayah yang tidak sesuai dengan kondisi lingkungan sekitar.
3.      Metode dan Tujuan Mitigasi
Tujuan dari strategi mitigasi adalah untuk mengurangi kerugian-kerugian pada saat terjadinya bahaya pada masa mendatang. Tujuan utama adalah untuk mengurangi resiko kematian dan cedera terhadap penduduk. Tujuan-tujuan sekunder mencakup pengurangan kerusakan dan kerugian-kerugian ekonomi yang ditimbulkan terhadap infrastruktur sektor publik dan mengurangi kerugian-kerugian ekonomi yang ditimbulkan terhadap infrastruktur sektor publik dan mengurangi kerugian-kerugian sector swasta sejauh hal-hal itu mungkin mempengaruhii masyarakat secara keseluruhan.
D.    Gerakan Bumi dan Akibatnya
1.      Rotasi Bumi
a.      Pengertian
Rotasi bumi adalah peredaran bumi mengelilingi sumbunya atau porosnya dari arah barat ke timur. Lamanya rotasi bumi disebut kala rotasi yaitu selama 23 jam 56 menit 4 detik (disebut satu hari).[7]
b.      Akibat Rotasi Bumi
Akibat perputaran bumi pada porosnya (rotasi bumi) maka akan terjadi beberapa peristiwa di bumi yaitu :
1)      Terjadinya siang dan malam
Bagian bumi yang menghadap kearah matahari ketika berputar pada porosnya akan mengalami siang, sebaliknya bagian bumi yang membelakangi matahari akan mengalami malam, dan hal ini terjadi secara bergantian yaitu panjang waktu siang dan malam rata-rata 12 jam. Perbedaan waktu siang dan malam akan menjadi lebih besar pada tempat-tempat yang jauh dari khatulistiwa.
2)      Terjadinya perbedaan waktu diberbagai tempat di muka bumi
Orang-orang yang berada disebelah timur akan mengalami matahari terbit dan terbenam lebih dahulu. Hal ini dikarenakan bumi berputar dari arah barat ke timur. Daerah yang berada pada sudut 15 derajat lebih ke timur akan melihat matahari terbit lebih dahulu selama 1 jam, maka jika di Nusa Tenggara Barat matahari telah terbit, maka kita di Jakarta baru melihat matahari terbit satun jam setelahnya. Atau jika di Nusa Tenggara Barat pukul 06.00 WITA, maka di Jakarta baru pukul 05.00 WIB.
3)      Gerak semu harian bintang
Akibat rotasi bumi maka kita yang ada di bumi melihat seolah olah mataharilah yang bergerak berputar dari timur kebarat mengelilingi bumi. Padahal yang terjadi sebenarnya adalah matahari tidak bergerak, tetapi bumilah bergerak berputar mengelilingi matahari dari barat ke timur. Gerak yang tidak sebenarnya ini dinamakan gerak semu harian bintang. Disebut gerak semu harian karena kita dapat mengamatinya setiap hari atau setiap saat.
4)      Perbedaan percepatan gravitasi di permukaan bumi
2.      Revolusi Bumi
a.      Pengertian
Revolusi Bumi adalah peredaran bumi mengelilingi matahari. Revolusi bumi merupakan akibat tarik menarik antara gaya gravitasi matahari dengan gaya gravitasi bumi, selain perputaran bumi pada porosnya atau disebut rotasi bumi.
Kala revolusi bumi dalam satu kali mengelilingi matahari adalah 365¼ hari. Bumi berevolusi tidak tegak lurus terhadap bidang ekliptika melainkan miring dengan arah yang sama membentuk sudut 23,50 terhadap matahari, sudut ini diukur dari garis imajiner yang menghubungkan kutub utara dan kutub selatan yang disebut dengan sumbu rotasi.
b.      Pengaruh Revolusi Bumi
1)      Perbedaan Lama Siang dan Malam
Kombinasi antara revolusi bumi serta kemiringan sumbu bumi terhadap bidang ekliptika menimbulkan beberapa gejala alam yang diamati berulang setiap tahunnya.[8]
Antara tanggal 21 Maret s.d 23 September
a.       Kutub utara mendekati matahari, sedangkan kutub selatan menjauhi matahari.
b.      Belahan bumi utara menerima sinar matahari lebih banyak daripada belahan bumi selatan.
c.       Panjang siang dibelahan bumi utara lebih lama daripada dibelahan bumi selatan.
d.      Ada daerah disekitar kutub utara yang mengalami siang 24 jam dan ada daerah disekitar kutub selatan yang mengalami malam 24 jam.
e.       Diamati dari khatulistiwa, matahari tampak bergeser ke utara.
f.       Kutub utara paling dekat ke matahari pada tanggal 21 juni. Pada saat ini pengamat di khatulistiwa melihat matahari bergeser 23,5o ke utara.
g.      Antara tanggal 23 September s.d 21 Maret
h.      Kutub selatan lebih dekat mendekati matahari, sedangkan kutub utara lebih menjauhi matahari.
i.        Belahan bumi selatan menerima sinar matahari lebih banyak daripada belahan bumi utara.
j.        Panjang siang dibelahan bumi selatan lebih lama daripada belahan bumi utara.
k.      Ada daerah di sekitar kutub utara yang mengalami malam 24 jam dan ada daerah di sekitar kutub selatan mengalami siang 24 jam.
l.        Diamati dari khatulistiwa, matahari tampak bergeser ke selatan.
m.    Kutub selatan berada pada posisi paling dekat dengan matahari pada tanggal 22 Desember. Pada saat ini pengamat di khatulistiwa melihat matahari bergeser 23,5o ke selatan.
n.      Pada tanggal 21 Maret dan 23 Desember
o.      Kutub utara dan kutub selatan berjarak sama ke matahari.
p.      Belahan bumi utara dan belahan bumi selatan menerima sinar matahari sama banyaknya.
q.      Panjang siang dan malam sama diseluruh belahan bumi.
r.        Di daerah khatulistiwa matahahari tampak melintas tepat di atas kepala.
2)      Gerak Semu Tahunan Matahari
Pergeseran posisi matahari ke arah belahan bumi utara (22 Desember – 21 Juni) dan pergeseran posisi matahari dari belahan bumi utara ke belahan bumi selatan (21 Juni – 21 Desember ) disebut gerak semu harian matahari. Disebut demikian karena sebenarnya matahari tidak bergerak. Gerak itu akibat revolusi bumi dengan sumbu rotasi yang miring.[9]
3)      Perubahan Musim
Belahan bumi utara dan selatan mengalami empat musim. Empat musim itu adalah musim semi, musim panas, musim gugur,, dan musim dingin. Berikut ini adalah tabel musim pad waktu dan daerah tertentu di belahan bumi


Musim-musim dibelah bumi utara
Musim semi : 21 Maret – 21 Juni
Musim panas : 21 Juni – 23 September
Musim gugur : 23 September – 22 Desember
Musim Dingin : 22 Desember – 21 Maret
Musim-musim dibelah bumi selatan
Musim semi : 23 September – 22 Desember
Musim panas : 22 Desember – 21 Maret
Musim gugur : 21 Maret – 22 Juni
Musim Dingin : 21 Juni – 23 September
4)      Perubahan Kenampakan Rasi Bintang
Rasi bintang adalah susunan bintang-bintang yang tampak dari bumi membentuk pola-pola tertentu. Bintang-bintang membentuk sebuah rasi sebenarnya tidak berada pada lokasi yang berdekatan. Karena letak bintang-bintang itu sangat jauh, maka ketika diamati dari bumi seolah-olah tampak berdekatan. Rasi bintang yang kita kenal antara lain Aquarius, Pisces, Gemini, Scorpio, Leo, dan lain-lain
Ketika bumi berada disebelah timur matahari, kita hanya dapat melihat bintang-bintang yang berada di sebelah timur matahari. Ketika bumi berada di sebelah utara matahari, kita hanya dapat melihat bintang-bintang yang berada di sebelah utara matahari. Akibat adanya revolusi bumi, bintang-bintang yang nampak dari bumi selalu berubah.
5)      Kalender Masehi
Lama waktu dalam setahun adalah 365 hari. Untuk menampung kelebihan ¼ hari pada tiap tahun maka lamanya satu tahun diperpanjang 1 hari menjadi 366 hari pada setiap empat tahun. Satu hari tersebut ditambahkan pada bulan februari. Tahun yang lebih panjang sehari ini disebut tahun kabisat. Untuk mempermudah mengingat, maka dipilih sebagai tahun kabisat adalah tahun yang habis di bagi empat. Contohnya adalah 1984,2000, dan lain-lain.
E.     Antariksa
Antariksa adalah sebuah kumpulan dari segala Galaksi,dan semua itu berkumpul dalam satu kesatuan contohnya yaitu antariksa,luas antariksa tidak bisa di perkirakan karena sangatlah luas, kita tidak tahu,tapi teknologi semakin lama semakin canggih,dan mungkin suatu saat nanti kita akan bisa menemukan planet yang memiliki kehidupan juga. Seperti yang sudah di temukan oleh para ilmuan zaman sekarang yang mengatakan bahwa ada planet yang mirip dengan bumi dan planet itu mempunyai kadar air yang pas juga untuk manusia, antariksa adalah tempat yang sangat asing bagi manusia,tapi manusia terkadang heran mengapa banyak terjadi moment yang tidak bisa diduga oleh manusia itu terjadi di antariksa.
Definisi Antariksa adalah angkasa luar atau dalam bahasa Inggrisnya Outer space yang merupakan ruangan jauh dari bumi (di luar lapisan atmosfer bumi) bebas dari pengaruh gravitasi. Bagian dari alam semesta yang digambarkan sebagai ruang hampa udara. Terdapat benda-benda langit lainnya seperti meteor, meteoroid, dan asteroid, serta banyak kejadian alam berlangsung dalam ruangan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Abdullah. Rahma, Eni. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. 2006.
Mawardi. Hidayati, Nur. IAD-ISD-IBD. Bandung: Pustaka Setia. 2000.
Milya sari, Ilmu Alamiah Dasar, Padang: IAIN IB PADANG, 2004
Jasin,Maskoeri, 2006. Ilmu Alamiah Dasar. Surabaya:PT Raja Grafindo.
Julianto dkk. 2010. Konsep Dasar IPA 3. Surabaya: Unesa University Press.
Tim FMIPA. 2013. Sains Dasar. Surabaya: Unesa University Press.
TIM FMIPA. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka.
BAKORNAS PBP, Arahan Kebijakan Mitigasi Bencana Perkotaan di Indonesia, 2002.

















 


[1] Milya sari, Ilmu Alamiah Dasar, (Padang: IAIN IB PADANG, 2004), h. 97
[2] Maskoeri Jasin, ,. Ilmu Alamiah Dasar. (Surabaya : PT Raja Grafindo. 2006), h. 56
[3] Tim FMIPA. Sains Dasar. (Surabaya: Unesa University Press. 2013), h. 70
[4] Abdullah Ali. Rahma, Eni. Ilmu Alamiah Dasar. (Jakarta: Bumi Aksara. 2006.), h. 112
[5] Milya sari, Ilmu Alamiah Dasar, (Padang: IAIN IB PADANG, 2004) , h. 98
[6] BAKORNAS PBP, Arahan Kebijakan Mitigasi Bencana Perkotaan di Indonesia, 2002.
[7] Julianto dkk. 2010. Konsep Dasar IPA 3. Surabaya: Unesa University Press.
[8] Julianto dkk. 2010. Konsep Dasar IPA 3. Surabaya: Unesa University Press.
[9] Mawardi. Hidayati, Nur. IAD-ISD-IBD. Bandung: Pustaka Setia. 2000.

No comments:

Post a Comment