KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT. Karena Berkat
nikmat dan Rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini, dan tidak
lupa sholawat dan salam kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah membebaskan
kita dari zaman kebodohan.
Dalam makalah ini penulis membahas tentang “Sejarah dan Definisi
Psikologi”. Makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi yang
membutuhkan baik dunia pendidikan ataupun para akademis yang ingin meningkatkan
pengetahuannya. Apabila ada kesalahan dalam makalah ini penyusun minta maaf.
Karena kealpaan dan kekhilafan itu adalah sifat manusia yang nyata di dunia.
Apabila ada kritik dan saran membangun dalam penulisan maupun dalam pembahasan
makalah ini demi kemajuan pendidikan, sangat diharapkan.
Akhir kata dari penyusun mengucapkan terima kasih banyak.
Padang, Januari 2017
Pemakalah
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................
1
A.
Latar Belakang Masalah.......................................................................
1
B.
Rumusan Masalah.................................................................................
1
C.
Tujuan Penulisan...................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................
2
A. Pengertian
Psikologi.............................................................................
2
B. Sejarah
Psikologi..................................................................................
4
C. Obyek
Studi dan Ruang Lingkup Psikologi.........................................
5
BAB
III PENUTUP.......................................................................................
8
A.
Kesimpulan...........................................................................................
8
B.
Saran.....................................................................................................
8
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Ilmu jiwa atau psikologi adalah suatu cabang dari ilmu
pengetahuan yang mempelajari, menyelidiki atau membahas fungsi-fungsi kejiwaan
dari orang yang sehat. Atau dengan perkataan lain psikologi mempelajari
aktivitas kehidupan kejiwaan dari orang yang normal. Sejarah psikologi berawal
dari berkembangnya ilmu filsafat yang membahas tentang “jiwa”. Sejak zaman filsuf-filsuf besar seperti Socrates (469-399 SM) telah
berkembang filsafat mental yang membahas secara jelas persoalan “jiwaraga”. Kemudian ada Rene Descartes
(1596-1650) mengemukakan bahwa manusia memiliki dimensi jiwa dan raga yang
tidak dapat dipisahkan.
Di dalam lapangan ilmu jiwa atau psikologi sendiri terdapat
bermacam-macam definisi tentang ilmu jiwa. Mulai dari tokoh-tokoh psikologi
yang mereka berusaha mengartikan psikologi sesuai dengan cara pandang dan
pikiran mereka masing-masing hingga lahirnya berbagai aliran dalam psikologi.
Semua itu tidak terlepas dari adanya usaha dalam mengartikan psikologi secara
spesifik agar lebih mudah dipahami khalayak umum.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian Psikologi??
2. Bagaimana
sejarah adanya psikologi?
3. Apa
saja objek kajian psikologi?
C.
Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahui pengertian psikologi
2. Untuk
mengetahui sejarah adanya psikologi
3. Untuk
mengetahui objek kajian psikologi
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Psikologi
Menurut asal katanya psikologi berasal dari bahasa Yunani
yaitu Psyche dan Logos. Psyche berarti jiwa, sukma dan roh,
sedangkan logos berarti ilmu pengetahuan atau studi. Jadi pengertian psikologi
secara harfiah adalah ilmu tentang jiwa.[1] Dalam pengertian lain disebutkan
psikologi adalah ilmu tentang fitrah manusia, kecenderungan manusia,
perkembangan manusia, dan pikiran manusia.[2] Ahli psikologi disebut psikolog.[3]
Sedangkan arti psikologi secara istilah, ada berbagai
definisi. Hampir dapat dikatakan tiap-tiap ahli psikologi memberikan definisi
sendiri-sendiri, diantaranya adalah:
1. Robert
S. Woodwort dan D.G. Marquis mengatakan bahwa “psikologi adalah ilmu yang
mempelajari aktifitas-aktifitas individu dalam hubungan dengan lingkungannya.”[4]
2. Garner
Murphy “psikologi adalah ilmu yang mempelajari respon yang diberikan oleh
makhluk hidup terhadap lingkungannya.”
Psikologi atau ilmu jiwa sebagaimana yang diterangkan Ki
Fudyartanta dalam bukunya yang berjudul psikolagi umum, mengartikan
psikologi sebagai ilmu yang mempelajari segala aktivitas jiwa, yaitu mencangkup
segala sesuatu yang diperbuat oleh manusia yang terwujud dalam kegiatan manusia
(human activities). Kegiatan manusia maksudnya kegiatan yang tampak dan
tidak tampak, jadi segala kegiatan manusia.
Istilah psikologi meliputi segala sesuatu yang berhubungan
dengan fenomena kejiwaan atau gejala psikis umpamanya perasaan-perasaan,
angan-angan, pikiran-pikiran, sikap-sikap, kemauan-kemauan dan sebagainya.
Psikologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari
tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan alam sekelilingnya, mempelajari
tingkah laku manusia dalam hubunganya dengan sesama manusia dan mempelajari
aktivitas-aktivitas jiwa yang tidak tampak dalam pernyataan-pernyataan,
misalnya melamun, berfantasi yang tidak diekspresikan dan sebagainya.[6]
Selain definisi dan penjelasan diatas, psikologi mempunyai
bermacam-macam aliran yang mendefinisikan psikolgi atau ilmu jiwa menurut
pemahaman mereka masing-masing, yaitu:
1. Aliran
Filosofis dalam ilmu jiwa: Ilmu jiwa filsafat adalah ilmu yang mempelajari
hakikat dari jiwa dan proses kejiwaan.
2. Aliran
Behaviorisme: Ilmu jiwa adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia
sebagaimana yang tampak dalam kehidupan sehari-hari.
3. Aliran
Sosiologisme: Ilmu jiwa adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari proses
penyesuaian diri dari manusia dengan alam pikirannya.
4. Aliran
Biologisme dalam ilmu jiwa: Proses kejiwaan diselidiki secara bio-psikologis.
Jadi yang diselidiki adalah proses perjalanan stimulus (perangsang) setelah
ditterima oleh alat-alat indra sampai pusat susunan syaraf yaitu otak
atau sumsum tulang belakang (columna spinalis).
5. Aliran
Individualisme dalam ilmu jiwa: Menurut aliran ini ilmu jiwa mempelajari
proses-proses kejiwaan menusia sebagai individu. Jadi proses-proses kejiwaan
diabstaksikan lepas tanpa hubunngan orang lain.
6. Aliran
Ilmu Jiwa Analitis: Jiwa seolah-olah dianalisir menjadi unsur-unsur atau
elemen-elemen seperti perasaan, tanggapan, pengamatan dan lain-lain.
7. Aliran
Ilmu Jiwa Dalam: Yang dipelajari ialah proses-proses kejiwaan yang lebih dalam
lagi sampai alam ketidak sadaran jiwa misalnya proses mimpi, proses timbulnya
dorongan-dorongan (komplek-komplek) yang terdesak.
8. Aliran
Refleksiologis dalam ilmu jiwa: aliran ini mempelajari proses-proses kejiwaan
sebagai reflek.
9. Aliran
Ilmu Jiwa Gestalt atau Aliran Ilmu Jiwa Totalis: aliran ini menganggap bahwa
proses kejiwaan itu adalah proses keseluruhan dalam arti proses kejiwaan yang
satu menyangkut pula proses kejiwaan lainnya.
10. Aliran
Personalisme dalam ilmu jiwa: Menganggap bahwa jiwa itu sebagai personal ,
sebagai pribadi.[7]
B. Sejarah
Psikologi
Sebelum psikologi berdiri sendiri sebagai ilmu pengetahuan
pada tahun 1879, psikologi ( atau tepatnya gejala-gejala kejiwaan ) dipelajari
oleh filsafat dan ilmu faal. Filsafat sudah mempelajari gejala-gejala kejiwaan
sejak 500-600 tahun SM, yaitu melalui filsuf-filsuf yunani kuno.
Di antara para filsuf itu adalah Thales ( 624-548 SM ) yang
dianggap sebagai bapak filsafat. Beliau mengartikan bahwa jiwa sebagai sesuatu
yang supernatural. Kemudian ada Anaximander (611-546 SM) yang berpendapat
segala sesuatu berasal dari apeiron artinya tak terbatas, tak bisa mati,
yaitu seperti konsep tentang Tuhan di zaman sekarang dan masih banyak lagi
tokoh-tokoh filsafat Yunani lainnya yang sudah lebih dulu dalam memaknai jiwa.
Dari sekian banyak tokoh yang kemudian berperan paling penting terhadap
perkembangan psikologi ratusan tahun ke depan adalah tiga serangkai Sokrates (
469-399 SM ), Plato ( 427-347 SM ), dan Aristoteles (384- 322 SM), yang sering
disebut dengan trio SPA.
Pemikiran para filsuf Yunani Kuno berkembang terus sampai
pada zaman Renaisan, yaitu zaman revolusi ilmu pengetahuan di Eropa. Pada era
ini Rene Descrates (1596-1650 ), seorang filsuf perancis, mencetuskan definisi
bahwa ilmu jiwa ( psikologi ) adalah ilmu tentang kesadaran.
Setelah pasca zaman Renaisan muncul Era ilmu Faal, para ahli
ilmu Faal (fisiologi) ketika itu, khususnya para dokter mulai tertarik pada
masalah-masalah kejiwaan. Hal ini dimulai dengan Sir Charles Bell ( 1774-1842,
Inggris ) dan Francois Magendie ( 1783-1855, Perancis ) yang menemukan
syaraf-syaraf sensorik ( penginderaan ) dan syaraf-syaraf motorik ( yang
memengaruhi gerak dan kelenjar-kelenjar ), para ahli kemudian menemukan
berbagai hal, antara lain pusat bicara di otak ( Paul Brocca, 1842-1880,
Jerman) dan mekanisme refleks ( Marshall Hall, 1790-1857, Inggris ). Setelah
penemuan-penemuan itu timbullah definisi-definisi tentang psikologi yang
mengaitkan psikologi dengan tingkah laku dan selanjutnya mengaitkan tingkah
laku dengan refleks. Ivan Pavlov ( 1849-1936, Rusia ), misalnya mendefinisikan
psikologi sebagai ilmu tentang refleks dan karena itu psikologi tidak berbeda
dari ilmu faal.[8]
C. Obyek
Studi dan Ruang Lingkup Psikologi
1. Objek
Psikologi dibagi menjadi 2, yaitu
a.
Objek Material adalah sesuatu yang dibahas, dipelajari atau
diselidiki, atau suatu unsure yang ditentukan atau sesuatu yang dijadikan
sasaran pemikiran, objek material mencakup apa saja, baik hal-hal konkret
(kerohanian, nilai-nilai, ide-ide). Objeknya yaitu manusia.[9]
b.
Objek formal adalah cara memandang, cara meninjau yang
dilakukan oleh seorang peneliti terhadap objek materialnya serta
prinsip-prinsip yang digunakannya. Objek formal juga digunakan sebagai pembeda
ilmu yang satu dengan ilmu yang lain (psikologi, antropologi, sosiologi, dan
lain-lain). Objeknya yaitu dari segi tingkah laku manusia, objek tersebut
bersifat empiris atau nyata, yang dapat diobservasi untuk memorediksi,
menggambarkan sesuatu yang dilihat. Caranya melihat gerak gerik seseorang
bagaimana ia melakukan sesuatu dan melihat dari matanya.[10]
Dalam makalah ini tidak akan dibicarakan psikologi yang
membicarakan hewan atau psikologi hewan, melainkan membicarakan tentang
psikologi yang berobyekkan manusia, yang sampai saat ini dibedakan menjadi dua,
yaitu :
1. Psikologi
Umum
Psikologi umum adalah psikologi yang menyelidiki dan
mempelajari kegiatan-kegiatan atau aktifitas-aktifitas psikis manusia pada
umumnya yang dewasa, yang normal, dan yang beradab (berkultur).[11]
Macam-macam
psikologi umum :
a.
Psikologi perkembangan
Psikologi yang membicarakan perkembangan psikis manusia dari
masa bayi sampai tua yang mencakup psikologi anak, psikologi puber atau
adolesensi ( psikologi pemuda ), psikologi orang dewasa, psikologi orang tua.
b.
Psikologi social
Psikologi yang khusus membicarakan tentang tingkah laku atau
aktivitas-aktivitas manusia dalam hubungannya dengan situasi sosial.
c.
Psikologi pendidikan
Psikologi yang khusus menguraikan kegiatan-kegiatan atau
aktivitas-aktivitas manusia dalam hubungannya dengan situasi pendidikan,
misalnya bagaimana cara menarik perhatian agar pelajaran dapat dengan mudah
diterima, bagaimana cara belajar dan sebagainya.
d.
Psikologi kepribadian dan tipologi
Psikologi yang khusus menguraikan tentang struktur pribadi
manusia, mengenai tipe-tipe kepribadian manusia.
e.
Psikopatologi
Psikologi yang khusus menguraikan
mengenai keadaan psikis yang tidak norman atau abnormal
f.
Psikologi Kriminil
Psikologi yang khusus berhubungan
dengan soal-soal kejahatan atau kriminalitas.
g.
Psikologi perusahaan
Psikologi yang khusus berhubungan dengan soal-soal
perusahaan
h.
Psikologi Khusus
Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari segi-segi
kekhususan dari aktivitas-aktivitas psikis manusia. Hal-hal yang khusus yang
menyimpang dari hal-hal yang umum dibicarakan dalam psikologi khusus.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan makalah kami tersebut
dapat diambil pengertian dari psikologi yaitu ilmu yang mempelajari segala
aktivitas jiwa, yaitu mencangkup segala sesuatu yang diperbuat oleh manusia
yang terwujud dalam kegiatan manusia (human activities). Adapun dalam
psikologi sendiri juga terdapat beberapa definisi dari aliran-aliran dalam
psikologi seperti dari Aliran Filosofis dalam ilmu jiwa, aliran behaviorisme,
aliran sosiologisme, aliran biologisme dalam ilmu jiwa, aliran individualisme
dalam ilmu jiwa, aliran ilmu jiwa analitis, aliran ilmu jiwa dalam, aliran
refleksiologis dalam ilmu jiwa, aliran ilmu jiwa gestalt atau aliran ilmu jiwa
totalis, aliran personalisme dalam ilmu jiwa.
Sejarah psikologi sudah ada sebelum
berdiri sendiri sebagai ilmu pengetahuan pada tahun 1879, psikologi (atau tepatnya
gejala-gejala kejiwaan) dipelajari oleh filsafat dan ilmu faal. Filsafat sudah
mempelajari gejala-gejala kejiwaan sejak 500-600 tahun SM, yaitu melalui
filsuf-filsuf yunani kuno.
B.
Saran
Dalam penulisan makalah
ini penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan, masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan, baik dalam
bahasanya, materi dan penyusunannya. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik, saran dan masukan yang dapat membangun penulisan makalah
ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Andiharyadi. 2000.
Dimensi Spiritual Psikologi. Bandung. Pustaka Hidayah.
Fudyartanta Ki. 2001.
Psikologi Umum I Dan II. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Sarwono Sarlito W.
2010. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sobur, Alex. 2003. Psikologi
Umum Dalam Lintasan Sejarah. Bandung: Pustaka Setia.
Sujanto, Agus. 2001. Psikologi Umum.
Jakarta: Bumi Aksara.
[1] Alex Sobur,Psikologi Umum Dalam Lintasan
Sejarah ( Bandung : Pustaka Setia, 2003 ) hlm 19
[2] Andiharyadi, Dimensi Spiritual Psikologi
(Bandung, Pustaka Hidayah, 2000) hlm 13
[3] Ki Fudyartanta, Psikologi Umum I Dan II
( Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001 ) hlm. 1
[4] Ibid., hlm.
7
[5] Sarlito W Sarwono, Pengantar Psikologi Umum,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 6
[6] Ki Fudyartanta, Psikologi Umum I Dan II
( Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001 ) hlm. 9
[7] Ibid., hlm
11-13
[8] Op.Cit, hal.
1-5.
[9] Alex Sobur, Psikologi Umum, ( Bandung :
Pustaka Setia, 2003), hlm. 41
[10] Ibid., hlm.
42
[11] Agus Sujanto, Psikologi Umum, ( Jakarta:
Bumi Aksara, 2001), hlm. 41
No comments:
Post a Comment